Selasa, 21 Mei 2013

Essay "Sosiologi Lingkungan"




Pemandangan Kumuh
Di daerah pesisir Teluk Betung, Kota Bandar Lampung

“Involusi perkotaan dan kemiskinan di Bandar Lampung”, sebuah tema yang sangat menarik untuk mengungkapkan gambaran-gambaran lingkungan di daerah Bandar Lampung ini. Involusi adalah suatu kondisi yang semakin rumit (njlimet), proses melingkar seperti spiral ke dalam sistem, sehingga mencapai suatu keadaan yang tidak dapat berbalik arah keluar dari sistem tersebut” (1963: 10). Gambaran involusi perkotaan meliputi : penataan kota secara fisik nampaknya berlawanan denga proses involusi yang kultural, penduduk sepertinya tidak peduli dengan proses tingkat kepadatan, tersedianya fasilitas kota, birokrasi yang rumit, permukiman yang berjejal, polusi yang semakin serius, penyebaran penyakit, dan sebagainya (Fedyani Saifudin, Achmad.2011.Antropologi SosialBudaya.Jakarta:IAI). Involusi perkotaan juga terjadi di Kota Bandar Lampung, khususnya di daerah pesisir Teluk Betung. Teluk Betung merupakan salah satu daerah di Bandar Lampung yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Lampung, dan juga tempat tinggal yang nyaman dengan fasilitas publik yang tersedia lengkap. Teluk Betung dapat dikatakan menjadi daerah yang sudah maju di Bandar Lampung karena sudah tersedianya lembaga pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perhubungan/transportasi, juga fasilitas penginapan (hotel), tempat hiburan, dan juga kegiatan ekonomi yang beragam serta perumahan warga yang elit dan padat, dan masih banyak fasilitas penunjang lainnya. Ditengah-tengah daerah Teluk Betung dapat ditemui keramaian kendaraan serta aktivitas warga dengan kesibukannya masing-masing. Tetapi saat berada di daerah pinggiran yang berbatasan dengan lautan luas, di sana akan terlihat sebuah pemandangan yang sangat jauh berbeda dengan keadaan di dalam kota. Daerah ini berada di belakang terminal Sukaraja. Untuk sampai di daerah pesisir harus melewati permukiman penduduk yang sangat padat dengan kondisi seadanya. Di permukiman tersebut terlihat bangunan-bangunan rumah yang umumnya tak begitu besar dan juga tidak mempunyai jarak dengan bangunan rumah di sampingnya, atau dengan kata lain rumah yang satu menempel dengan yang lainnya dan hanya dipisahkan oleh jalan yang tak begitu lebar, yaitu jalan untuk melintas. Di dalam permukiman tersebut sangat minim lembaga serta aktivitas ekonomi. Ketika masuk permukiman hanya terlihat satu masjid yang tak begitu besar, satu lembaga pendidikan gratis tingkat Sekolah Dasar, dan warung-warung kecil. Tak begitu banyak pemuda-pemudi yang nampak di sana, hanya terlihat banyak anak-anak kecil yang asyik bermain dan juga warga yang lanjut usia dengan aktivitas rumah tangganya di siang hari. Dapat dikatakan pendapatan warga di sana tak begitu tinggi dibanding dengan warga yang tinggal di dalam kota. Sehingga kualitas kehidupan warga di daerah pesisir masih rentan dengan keterbatasan pengetahuan, kesadaran akan hidup bersih, pengelolaan sampah, dan lain-lain. Oleh sebab itu, permukiman akan terlihat kumuh ketika keadaan begitu kotor, lembab atau tidak sehat untuk dijadikan tempat tinggal, dan juga dapat mendatangkan berbagai jenis penyakit menular yang bisa berakibat fatal untuk kehidupan manusia. Keadaan seperti ini dapat digolongkan sebagai kemiskinan kultural, dengan artian bahwa kemiskinan di sini sebagai cara hidup yang khas yang dikembangkan oleh strata terbawah pada masyarakat kapitalis.
Permukiman yang padat
Dari gambar di samping terlihat sempitnya jarak antara rumah satu dengan yang lainnya. Jalan setapak ini hanya bisa dilalui oleh satu orang secara bergantian. Dan bagaimana ketika wabah penyakit sedang melanda di daerah ini? Bisa dibayangkan, penyebaran dan penularan penyakit bisa saja berlangsung cepat di tempat ini. Oleh karena itu, akan ada banyak jiwa yang terancam dengan keadaan yang seperti ini bila tidak ada tindakan preventif dari pemerintah. Selain dampak negatif dari permukiman padat, ada juga hal positifnya dari permukiman padat yang seperti ini dari aspek sosial. Sosialisasi antarwarga bisa berjalan dengan sangat baik karena letak yang saling berdekatan seperti ini bisa memudahkan warga untuk berbaur satu sama lain. Dan apabila terjadi suatu musibah, atau sedang mengadakan acara maka dengan sendirinya warga di dekatnya akan datang untuk membantu. Sistem kekerabatan di tempat ini masih cukup kuat karena antarwarga masih bisa saling mengenal satu sama lain dan hubungannya masih terjalin dengan baik. Hal ini dapat dikarenakan karena mata pencaharian penduduk di tempat ini tidak menentu sehingga ada waktu untuk saling berkumpul.



Kumuhnya saluran air
Saluran air yang berguna untuk pengairan dan juga tempat untuk menampung air hujan ini justru dapat menimbulkan beberapa wabah penyakit. Dapat dilihat bagaimana kotornya air dan bayangkan bau yang ditimbulkan dari aliran air tersebut. Bila seseorang yang bukan warga setempat dan melintas di tempat ini bisa dipastikan akan menutup hidungnya karena bau yang begitu menyengat. Dan biasanya bila ada aliran air seperti ini akan ada ikan yang berenang di dalamnya, tetapi aliran ini berbeda. Hanya terlihat kotoran sampah dari berbagai jenisnya juga air yang berwana kehitaman akibat pembuangan limbah rumah tangga menjadi unsur dari air dalam aliran ini. Apa akibat yang ditimbulkan dari aliran yang seperti ini? Air seperti ini bisa menjadi sarang nyamuk anopheles yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Dan tentu saja, dengan kondisi yang seperti ini kehidupan pun tidak sehat. Bila sedang musim hujan dan terjadi banjir, air akan meluap dan mengairi permukiman warga. Dengan kondisi air yang seperti ini bisa mengakibatkan gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya bila terkena kulit manusia. Maka perlu adanya tindakan kepedulian tentang lingkungan yang bersih dan sehat di tempat ini.



 

           Daerah Reklamasi Pantai
 

                                    Sebuah proyek pembangunan tempat wisata pantai
Penebangan Bukit
 



            Penebangan bukit dalam pemakaian sumber daya tanah untuk sebuah pembangunan merupakan konsistensi alam dalam menyediakan segala sesuatu agar dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan sebaik-baiknya. Namun sifat kerakusan manusia membuat alam menjadi gersang dan tidak seimbang.
Tumpukan Sampah


 




            Terlihat tumpukan sampah yang menggenangi daerah pesisir, bahkan tumpukan sampah tersebut bisa membentuk daratan. Kondisi ini cukup memprihatinkan untuk kelestarian ekosistem laut. Secara berturut-turut, gambar di atas adalah gambar tumpukan sampah yang membentuk daratan, ada juga istilah “wc cemplung” yang dikelilingi tumpukan sampah, sampah yang berserakan di pinggir daratan, dan juga rumah apung yang terlihat kumuh dan memprihatinkan. Padahal kawasan ini akan dibangun menjadi sebuah tempat wisata pantai. Lalu akan di kemanakan sampah-sampah itu? Masyarakat bangsa ini masih terbilang cukup sulit untuk mengatasi permasalahan sampah. Selain minimnya pengetahuan dalam pengelolaan sampah, masyarakat kita lebih senang dengan cara yang mudah yaitu dengan membuang sampah di sungai ataupun lautan. Padahal, membuang sampah di laut dapat menimbulkan permasalahan baru.
Melek Budaya Tetapi Tidak Melek Kebangsaan
(Studi tentang budaya lokal, nasional, dan global)

Melek budaya berarti mewujudkan yang ideal menjadi aktual, dari gagasan menjadi kelakuan yang konkret. Sedangkan, melek kebangsaan artinya strategi-strategi yang harus dikembangkan agar konsep kebangsaan itu operasional dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan Indonesia dan keIndonesiaan itu bekerja dalam kehidupan yang nyata, tidak hanya dalam tataran kognisi. Melek budaya juga dimaksudkan sebagai “pandangan dunia seseorang atau kelompok yang absah. Pandangan dunia itu memberikan jiwa bagi individu atau kelompok tersebut dalam memandang lingkungannya”. Melek budaya tergantung pada pengetahuan dan pengalaman. Terdapat variasi luas pengetahuan dan pengalaman setiap individu, dan pendidikan memegang peranan besar dalam pembentukan pengetahuan, namun tidak dapat memberikan pengalaman langsung (Fedyani Saifudin, Achmad.2011.Catatan Reflektif Antropologi SosialBudaya.Jakarta:IAI).
Terlebih di zaman post modern ini, semakin banyak budaya-budaya baru bermunculan ke dalam masyarakat. Kemunculan budaya-budaya baru bisa didorong dengan alasan manusia yang berusaha untuk berinovatif yang tidak lain bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang dapat memudahkan dan memuaskan keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh nyata yang berkembang pesat di bumi ini, yaitu teknologi handphone (telepon genggam). Handphone awalnya berasal dari kebudayaan luar dan masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000an. Sebelum handphone, masyarakat menggunakan kantor pos untuk mengirim surat bila ada kabar yang ingin disampaikan kepada sanak-saudara yang berjauhan tempat. Lalu berkembang telepon rumah yang tidak semua keluarga memilikinya. Zaman terus berkembang, dan kemudian handphone masuk ke Indonesia, masyarakat pun berbondong-bondong untuk mendapatkannya. Selain dari bentuknya yang simpel dan mudah di bawa kemana-mana, handphone juga menyediakan beberapa layanan yang bisa digunakan, seperti layanan untuk mendengarkan musik, berinternet, mengirim pesan, terdapat kamera atau alat rekam lainnya, dan layanan-layanan yang lainnya. Berbeda halnya dengan telepon rumah yang bentuknya besar dan tidak semua telepon rumah bisa digunakan untuk mengirim pesan.
Kini, perkembangan hangphone berkembang sangat pesat. Setiap perusahan yang memproduksi handphone berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk terbarunya dalam jangka waktu yang cukup singkat, setidaknya dalam jangka waktu satu tahun akan muncul produk handphone terbaru dengan layanan-layanan yang begitu menarik dan menggoda masyarakat untuk membelinya. Begitu pun pada masyarakat Indonesia yang sangat mudah terpengaruh dan memiliki prestise yang cukup tinggi sehingga handphone dijadikan kebutuhan primer dalam kehidupannya. Padahal, produk-produk handphone yang tersebar di Indonesia merupakan produk dari luar negeri. Indonesia hanya sebagai pasar untuk menawarkan produk handphone ini karena sikap masyarakat Indonesia yang terlalu terbuka menjadi tujuan para produsen luar dalam memperdagangkan produk yang dihasilkannya. Sikap masyarakat Indonesia yang sangat terbuka dan juga kurang adanya pertimbangan dalam memilah kebutuhan pokok yang pembelian suatu produk membuat masyarakat Indonesia bertindak sekulerisme dengan membeli handphone keluaran terbaru padahal sudah memiliki handphone yang masih terlihat bagus dan masih dapat digunakan.
Diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, bahkan di sebut dunia ketiga karena bergantung dengan bantuan luar negeri. Namun pemerintah dan masyarakat Indonesia tak pernah menyadari itu. Meskipun handphone produk luar negeri, namun tak ada inovatif dari bangsa Indonesia untuk ikut serta mameriahkan pasar handphone secara global. Meski ada produk handphone buatan dalam negeri namun layanan yang disediakan tidak selengkap produk handphone dari luar negeri. Ditambah kecintaan masyarakat Indonesia pada produk lokal yang kurang dibanding kecintaan pada produk luar negeri, membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk membeli produk luar negeri dibandingkan produk dalam negerinya sendiri. Handpone tidak hanya dimiliki oleh orang-orang dewasa yang sudah bekerja saja, anak kecil pun yang masih SD sudah diberi pegangan handphone.
Perubahan model permainan anak (tradisional-modern)
 









Harusnya anak-anak yang masih kecil lebih banyak bersosialisasi secara langsung dengan teman sebayanya dibanding sibuk bermain handphone. Terlebih permainan-permainan tradisional anak yang bisa dikatakan langka dan bahkan ada anak zaman sekarang yang tidak mengetahui jenis-jenis permainan tradisional yang pernah ada. Karena anak-anak sekarang hanya mengetahui game yang disediakan di internet atau pun alat-alat game lainnya, seperti playstation. Game sudah menjadi candu bagi anak-anak masa sekarang, terlebih anak laki-laki. Apalagi anak tersebut mempunyai orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga pola asuh dan penjagaan untuk anak tersebut kurang dioptimalkan. Kebiasaan bisa menjadi peribadian, konsep tersebut tepat untuk menggambarkan kehidupan anak tersebut. Bila anak tersebut sehari-harinya bermain playstation atau yang lebih dikenal dengan singkatan ps, anak tersebut akan cenderung bersikap indivual dan memiliki teman yang sedikit karena ruang interaksinya terbatas. Beda halnya bila anak tersebut bermain dengan menggunakan permainan tradisional, maka anak tersebut akan mempunyai teman yang banyak karena mereka bisa bertatap muka langsung dan bisa bersosialisasi tanpa ada batasan. Namun, masa kini telah tersedia banyak cara untuk bersosialisasi tanpa dengan bertatap muka secara langsung, seperti menggunakan jejaring sosial facebook. Dengan menggunakan facebook, semua orang di bumi bisa berkenalan dengan mengirim pesan tanpa harus bertemu. Bila dilihat dari segi positif, facebook memiliki banyak manfaat. Selain bisa berkenalan denga orang-orang baru di tempat yang berbeda, facebook juga bisa menjadi ajang diskusi online dan tempat hiburan. Namun jika dilihat dari segi negatif, facebook juga dapat menyebabkan kecanduan bagi penggunanya. Selain itu, facebook bisa menjadi sarana untuk melakukan tindakan kriminalitas, serpeti penipuan, penculikan, penyebaran SARA dan pornografi.
Melek budaya saat ini berpengaruh pesat pada perilaku masyarakat yang konsumtif dan hedonisme. Dan juga, melek budaya secara global terbukti dapat melunturkan kebudayaan asli yang pernah ada karena proses asimilasi yang tidak cukup kuat, ditambah proses mobilisasi yang begitu cepat. Sehingga keseimbangan antara budaya yang masuk dengan proses asimilasi justru berbenturan. Ketidaksiapan masyarakat (kaget) dalam menerima budaya baru juga menjadi salah satu faktor dalam lunturnya sebuah kebudayaan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar